Contoh Laporan Kasus Nifas Menggunakan 7 Langkah Varney
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Masa Nifas adalah masa yang
dimulai setelah placenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali
seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu
Asuhan masa nifas
diperluan dalam periode ini, karena merupakan masa kritis, baik pada ibu maupun
pada bayinya, diperkirakan bahwa 60% diakibatkan kehamilan setelah persalinan
dan setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama
(Prawirohardjo, 2007 : 122).
Pada saat ini angka
kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi. Menurut survey demografi dan
Kesehatan Indonesia (1994) angka kematian ibu dan angka kematian bayi di
Indonesia adalah 390 per 100.000 kelahiran hidup. Salah satu penyebab dari
kematian ibu tersebut adalah komplikasi pada masa nifas dan faktor-faktor
pelayanan kesehatan yang masih rendah.
Pada masa nifas sering ditemukan komplikasi berupa infeksi yang dialami oleh ibu seperti endometritis, peritonitis, luka perineum, mastitis, bendungan ASI, kelainan pada puting susu, thromboflebitis yang sering disebabkan oleh Perdarahan, trauma persalinan, partus lama, retensio plasenta, Keadaan Umum ibu (anemia dan malnutrition).
Pada masa nifas sering ditemukan komplikasi berupa infeksi yang dialami oleh ibu seperti endometritis, peritonitis, luka perineum, mastitis, bendungan ASI, kelainan pada puting susu, thromboflebitis yang sering disebabkan oleh Perdarahan, trauma persalinan, partus lama, retensio plasenta, Keadaan Umum ibu (anemia dan malnutrition).
Dengan meningkakan kualitas
pelayanan maternitas diharapkan para petugas kesehatan dapat mengurangi tingkat
infeksi pada masa nifas, karena infeksi yang terjadi pada masa nifas menjadi
salah satu penyumbang terbesar dalam meningkatnya AKI (Angka Kematian Ibu) di
Indonesia pada umumnya dan di NTB pada khususnya.
Alasan
kami mengambil kasus ini karena ingin menambah pengetahuan dan keterampilan mengenai asuhan kebidanan pada ibu
masa nifas (post partum normal)
B. Tujuan
1.
Tujuan umum
Agar mahasiswa mampu
melakukan asuhan kebidanan pada pasien post partum normal hari kedua dengan
menggunakan manajemen kebidanan varney.
2. Tujuan
khusus
a.
Mahasiswa
mampu melakukan pengumpulan data dasar pada NY “H”
dengan post partum normal.
b.
Mahasiswa
mampu menginterpretasikan data dasar yang sudah dikaji
pada NY “H” dengan post partum normal.
c.
Mahasiswa
mampu mengidentifikasikan diagnosa dan masalah potensial
pada NY “H” dengan post partum normal.
d.
Mahasiswa
mampu menentukan kebutuhan akan tindakan segera pada NY “H”
dengan post partum normal.
e.
Mahasiswa
mampu membuat rencana asuhan menyeluruh pada NY “H”
dengan post partum normal .
f.
Mahasiswa
mampu melaksanakan rencana asuhan yang telah dibuat
pada NY “H” dengan post partum normal.
g. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi
terhadap pelaksanaan asuhan pada NY “H” dengan post
partum normal
C.
Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Dapat menambah pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam melaksanakan
tindakan asuhan kebidanan di RSUP NTB.
2. Bagi RSUP NTB
Dapat meningkatkan kualitas pelayanan terutama dalam layanan post
partum atau ibu nifas.
3. Bagi Pendidikan
Dapat mengetahui
kemampuan mahasiswa dalam melakukan proses
pendokumentasian asuhan kebidananpada
pasien post partum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. MASA NIFAS
1.
Pengertian
Masa puerperium atau masa nifas mulai setelah partus
selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat
genital baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan .
(Wiknjosastro, 2007).
Masa nifas didefinisikan sebagai periode
selama dan setelah kelahiran. Namun secara popular, diketahui istilah tersebut
mencakup 6 minggu berikutnya saat terjadi involusi kehamilan normal.
(Cunningham, 2006).
Istilah puerperium (berasal dari kata
puer artinya anak, parele artinya melahirkan) menunjukkan periode 6 minggu yang
berlangsung antara berakhirnya periode persalinan dan kembalinya organ-organ
reproduksi wanita ke kondisi normal seperti sebelum hamil. ( Maryunani, 2009 )
2.
Etiologi
Lahirnya hasil
konsepsi.
3.
Fisiologi
Setelah plasenta dilahirkan fundus uteri kira-kira setinggi pusat, segera
setelah 1-2 hari plasenta lahir, tinggi fundus uteri kira-kira ± 3 jari di
bawah pusat,3-5 hari 1 jari di atas sympisis, 6-10 hari uterus sudah tidak
teraba lagi. Uterus menyerupai suatu buah advokat gepeng berukuran panjang ± 15
cm, lebar ± 12 cm, dan tebal ± 10 cm. Sedangkan pada bekas implantasi
plasenta lebih tipis dari bagian lain. Korpus uteri sekarang sebagian besar
merupakan miometrium yang dibungkus serosa dan dilapisi desidua. Dinding
anterior dan posterior menempel dengan tebal masing-masing 4-5 cm.. Selama 2
hari berikut uterus tetap dalam ukuran yang sama baru 2 minggu kemudian turun
ke rongga panggul dan tidak dapat diraba lagi diatas symfisis dan mencapai
ukuran normal dalam waktu 4 minggu.
Setelah persalinan uterus seberat ± 1
kg, karena involusio 1 minggu kemudian beratnya sekitar 500 gram, dan pada
akhir minggu kedua menjadi 300 gram dan segera sesudah minggu kedua menjadi 100
gram. Jumlah sel-sel otot tidak berkurang banyak hanya saja ukuran selnya yang
berubah.
Setelah 2 hari persalinan desidua yang
tertinggal dalam uterus berdeferensiasi menjadi 2 lapisan. Lapisan superficial menjadi nekrotik terkelupas keluar bersama lochea sementara lapisan basalis
tetap utuh menjadi sumber pembentukan endometrium
baru. Proses regenerasi endometrium berlangsung cepat kecuali tempat plasenta.
Seluruh endometrium pulih kembali dalam minggu ketiga.
Segera setelah persalinan tempat
plasenta kira-kira berukuran sebesar telapak tangan. Pada akhir minggu kedua
ukuran diameternya 2-4 cm.
Setelah persalinan tempat plasenta
terdiri dari banyak pembuluh darah yang mengalami trombus. Setelah kelahiran,
ukuran pembuluh darah ekstra uteri mengecil menjadi sama atau
sekurang-kurangnya mendekati ukuran sebelum hamil.
Serviks dan segmen bawah uterus menjadi
struktur yang tipis, kolaps dan kendur setelah kala II persalinan. Mulut
serviks mengecil perlahan-lahan. Selama beberapa hari setelah persalinan,
porsio masih dapat dimasuki 2 jari, sewaktu mulut serviks sempit, serviks
kembali menebal dan salurannya akan terbentuk kembali.
Miometrium segmen bawah uterus yang
sangat tipis berkontraksi tetapi tidak sekuat korpus uteri. Beberapa minggu
kemudian segmen bawah menjadi isthmus uteri yang hampir tidak dapat dilihat.
Vagina dan pintu keluar vagina akan
membentuk lorong yang berdinding lunak yang ukurannya secara perlahan-lahan
mengecil. Rugae terlihat kembali pada minggu ketiga, hymen muncul kembali
sebagai potongan jaringan yang disebut sebagai carunculae mirtiformis.
Pada dinding kandung kencing terjadi
edema dan hyperemia, disamping itu kapasitasnya bertambah besar dan relatif
tidak sensitif terhadap tekanan cairan intravesika (
Maryunani, 2009 )
4.
Tanda dan Gejala
Nifas ditandai dengan :
a.
Adanya perubahan fisik
1) Uterus (Rahim)
Setelah persalinan uterus seberat ± 1 kg, karena involusio 1 minggu
kemudian beratnya sekitar 500 gram, dan pada akhir minggu kedua menjadi 300
gram dan segera sesudah minggu kedua menjadi 100 gram. Jumlah
sel-sel otot tidak berkurang banyak hanya saja ukuran selnya yang berubah.
Setelah persalinan tempat plasenta
terdiri dari banyak pembuluh darah yang mengalami trombus. Setelah kelahiran,
ukuran pembuluh darah ekstra uteri mengecil menjadi sama atau
sekurang-kurangnya mendekati ukuran sebelum hamil (Saifuddin, 2006).
Proses involusi uterus disertai dengan
penurunan tinggi fundus uteri (TFU). Pada hari pertama, TFU di atas simfisis
pubis atau sekitar 12 cm. proses ini terus berlangsung dengan penurunan TFU 1
cm setiap harinya, sehingga pada hari ke-7 TFU berkisar 5 cm dan pada hari
ke-10 TFU tidak teraba di simfisis pubis ( Suherni, 2009).
2) Serviks (Leher rahim)
Serviks menjadi tebal, kaku dan masih
terbuka selama 3 hari. Namun ada juga yang berpendapat sampai 1 minggu. Bentuk
mulut serviks yang bulat menjadi agak memanjang dan akan kembali normal dalam
3-4 bulan (Saifuddin, 2006).
3) Vagina
Vagina yang bengkak serta lipatan (rugae) yang hilang akan kembali
seperti semula setelah 3-4 minggu (Saifuddin, 2006).
4) Abdomen
Perut akan menjadi lembek dan kendor.
Proses involusio pada perut sebaiknya diikuti olahraga atau senam penguatan
otot-otot perut. Jika ada garis-garis biru (striae) tidak akan hilang, kemudian
perlahan-lahan akan berubah warna menjadi keputihan (Saifuddin, 2006)
5) Payudara
Payudara menjadi besar, keras dan menghitam di sekitar putting susu, ini
menandakan dimulainya proses menyusui. Pada hari ke-2 hingga ke-3 akan
diproduksi kolostrum atau susu jolong yaitu ASI berwarna kuning keruh yang kaya
akan antibody dan protein yang sangat bagus untuk bayi ( Suherni , 2009).
6) Kulit
Setelah melahirkan, pigmentasi akan berkurang, sehingga hiperpigmentasi
pada muka, leher, payudara dan lainnya akan menghilang secara perlahan-lahan
(Saifuddin, 2006).
b.
Pengeluaran
lochea
Cairan atau secret yang keluar pada masa nifas disebut
dengan lochea. Macam-macam lochea antara lain:
1)
Lochea Rubra
(a) Muncul pada hari pertama
sampai hari ketiga
(b) Warna merah
(c) Berasal dari robekan/ luka
pada plasenta, liquor amni, mekonium, dan darah
2)
Lochea Sanguiocenta
(a) Pada hari ketiga sampai hari
ketujuh
(b) Warna coklat
(c) Terdiri dari sedikit darah,
banyak serum, selaput lender, dan kuman penyakit yang telah mati.
3)
Lochea Serosa
(a)
Pada hari ketujuh sampai hari kesepuluh
(b)
Warna agak kuning cair dan tidak berdarah lagi
4)
Lochea Alba
(a) Setelah 2 minggu ( 10 sampai
15 hari)
(b) Berwarna kekuningan
(c) Berisi selaput lendir,
leucasisten, dan kuman penyakit yang telah mati
5)
Lochea Perusenta
Terjadi infeksi, keluar
cairan seperti nanah berbau busuk
6)
Locheastatis
Lochea tidak lancar keluar
c.
Laktasi atau pengeluaran ASI
Pelepasan ASI berada dibawah kendali
neuro-endokrin, rangsangan sentuhan payudara (bayi mengisap) akan merangsang
produksi oksitosin yang menyebabkan
kontraksi sel mioepitel
Hisapan bayi memicu pelepasan ASI dari
alveolus mammae melalui duktus
ke sinus lactiverus.
Cairan pertama yang diperoleh bayi
sesudah ibunya melahirkan adalah kolostrum, yang mengandung campuran yang lebih
kaya akan protein, mineral, dan antibody daripada ASI yang telah mature. ASI
yang mature muncul kira-kira pada hari ketiga atau keempat setelah kelahiran ( Prawirohardjo, 2009 )
d.
Perubahan sistem tubuh lain
1)
Endokrin
Endokrin diproduksi oleh kelenjar hypofise anterior, meningkat dan
menekan produksi FSH (Folicle Stimulating
Hormon) sehingga fungsi ovarium tertunda. Dengan menurunnya hormon estrogen
dan progesteron, kondisi ini akan mengembalikan fungsi ovarium kepada keadaan
semula. ( widyasih, 2009 ).
2) Hemokonsentrasi
Volume darah yang meningkat saat hamil akan kembali
normal dengan adanya mekanisme kompensasi yang menimbulkan hemokonsentrasi,
umumnya terjadi pada hari ke tiga dan ke lima. ( widyasih, 2009 ).
3) Diastasis rekti abdominalis
Yaitu pemisahan otot rektus abdominis lebih dari
2,5 cm pada tepat setinggi umbilikus sebagai akibat pengaruh hormon terhadap
linea alba serta akibat perenggangan mekanis dinding abdomen. Kasus ini sering
terjadi pada multi paritas, bayi besar, poli hidramnion, kelemahan otot abdomen
dan postur yang salah. Selain itu, juga disebabkan gangguan kolagen yang lebih
ke arah keturunan, sehingga ibu dan anak mengalami diastasis.
Penanganan: melakukan pemeriksaan rektus untuk
mengkaji lebar celah antara otot rektus; memasang penyangga tubigrip (berlapis
dua jika perlu), dari area xifoid sternum sampai di bawah panggul; latihan
transversus dan pelvis dasar sesering mungkin, pada semua posisi, kecuali
posisi telungkup-lutut; memastikan tidak melakukan latihan sit-up atau curl-up;
mengatur ulang kegiatan sehari–hari, menindaklanjuti pengkajian oleh ahli
fisioterapi selama diperlukan ( widyasih, 2009 ).
4) Tanda Hofman
Sakit di betis dan area popliteal
pada dorsofleksi pasif kaki, menunjukkan trombosis vena dalam dari betis. Juga dikenal sebagai tanda dorsofleksi.
Faktor Pembekuan biasanya meningkat selama kehamilan. Dalam hal ini, penurunan
aktivitas setelah melahirkan sekunder untuk anestesi atau trauma atau
pengiriman operasi dapat meningkatkan risiko pengembangan bekuan darah atau
trombus. Penilaian tanda Hofman menyediakan informasi tentang perkembangan
trombi dan harus dievaluasi secara berkesinambungan.
Untuk
melakukan tanda Hofman, pasien harus di tempat tidur dengan kaki santai dan
diperpanjang. Refleks dorsal kaki kuat (satu per satu) dan mengevaluasi rasa
sakit pada otot betis. Hasil positif adanya tanda Hofman yaitu adanya rasa
sakit yang tidak normal dan harus dilaporkan kepada penyedia perawatan
kesehatan segera. Indikator lain dari trombi mungkin meliputi kehangatan,
kemerahan atau nyeri di kaki dicurigai. Sedangkan hasil negatif adanya tanda
Hofman yaitu tidak adanya rasa sakit bilateral adalah respon yang diinginkan ( widyasih, 2009 ).
5. Aspek Psikologis Post Partum
Dibagi dalam beberapa fase yaitu :
a.
Fase “Taking In”
1)
Perhatian ibu terhadap kebutuhan
dirinya, fase ini berlangsung selama 1-2 hari.
2)
Ibu memperhatikan bayinya tetapi tidak
menginginkan kontak dengan bayinya. Ibu hanya memerlukan informasi tentang bayinya.
3)
Ibu memerlukan makanan yang adekuat
serta istirahat/tidur.
b.
Fase “Taking Hold”
1)
Fase mencari pegangan, berlangsung ±10
hari.
2)
Ibu berusaha mandiri dan berinisistif.
3)
Perhatian terhadap kemampuan diri untuk
mengatasi fungsi tubuhnya seperti kelancaran bab, bak, duduk, jalan dan lain
sebagainya.
4)
Ibu ingin belajar tentang perawatan diri
dan bayinya.
5)
Timbul rasa kurang percaya diri.
c.
Fase “Letting Go”
1)
Ibu merasakan bahwa bayinya terpisah dari dirinya.
2)
Ibu mandapatkan peran dan tanggung jawab
baru
3)
Terjadi peningkatan kemandirian diri
dalam merawat diri dan bayinya.
4)
Terjadi penyesuaian dalam hubungan
keluarga dan bayinya.
Ada yang membagi aspek psikologis masa
nifas adalah sbb :
a.
Fase Honeymoon
Yaitu fase setelah anak lahir dimana terjadi kontak yang lama antara ibu,
ayah dan anak pada fase ini.
1)
Tidak memerlukan hal-hal yang romantis
2)
Saling memperhatikan anaknya dan
menciptakan hubungan yang baru.
b.
Bonding and Attachment
Menurut Nelson 2006 bonding adalah dimulainya interaksi emosi sensorik
fisik antara orang tua dan bayi segera setelah lahir.
Menurut Nelson 2006 Attachment adalah
ikatan aktif yang terjadi antara individu.
c.
Post Partum Blues
Adalah dimana wanita :
1)
Kadang-kadang mengalami kekecewaan yang
berkaitan dan mudah tersinggung dan terluka
2)
Nafsu makan dan pola tidur terganggu,
biasanya terjadi di Rumah Sakit karena adanya perubahan hormon dan perlu
transisi.
3)
Adanya rasa ketidaknyamanan, kelelahan,
kehabisan tenaga yang menyebabkan ibu tertekan
4)
Dapat diatasi dengan menangis. Bila
tidak teratasi dapat menyebabkan depresi.
5)
Dapat dicegah dengan memberikan
penyuluhan sebelumnya bahwa hal tersebut di atas adalah normal.
(
suherni, 2009 )
6.
Prosedur Diagnostik
a.
Anamnesa
1)
Riwayat ibu:
a)
Tanggal dan tempat persalinan
b)
Penolong persalinan
c)
Jenis persalinan
d)
Masalah selama persalinan
e)
Nyeri
f)
Menyusui atau tidak
g)
Keluhan
2)
Riwayat sosial ekonomi
3)
Riwayat Bayi
a)
Menyusu atau tidak
b)
Keadaan tali pusat
c)
BAB dan BAK
d)
Tanda-tanda bahaya lainnya
b.
Pemeriksaan kondisi ibu
1)
Pemeriksaan umum
a)
Tekanan Darah
b)
Nadi
c)
Suhu
d)
Respirasi
e)
Tanda anemia
f)
Oedema dan tanda thromboflebitis
g)
Refleks dan varices
2)
Payudara
a)
Puting susu
b)
Nyeri tekan
c)
Abses
d)
Pengeluaran ASI
3)
Abdomen (uterus)
a) Tinggi Fundus Uteri
b) Kontraksi uterus
c) Kandung kemih
4)
Vulva dan perineum
a)
Pengeluaran
b)
Penjahitan laserasi atau luka episiotomi
c)
Hemoroid
5)
Lokhea
6)
Pemeriksaan Laboratorium ( Hb- jika ada anemia antepartum
atau perdarahan).
( Prawirohardjo,
2009 )
7.
Asuhan masa nifas
a.
Program dan kebijakan teknis
Tabel 2.13 Jadwal Kunjungan Pascasalin
KUNJUNGAN
|
WAKTU
|
ASUHAN
|
I
|
6-8 jam PP
|
a.
Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia
uteri.
b.
Mendeteksi dan perawatan
penyebab lain perdarahan serta melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut.
c.
Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota
keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
d.
Pemberian ASI awal.
e.
Melakukan hubungan antara ibu dan bai
baru lahir.
f.
Menjaga bayi tetap sehat dengan cara pencegahan
hipotermia Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia
harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah
kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil.
|
II
|
6 hari PP
|
a.
Memastikan involusi uterus barjalan dengan
normal, uterus berkontraksi dengan baik, tinggi fundus uteri di bawah
umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal.
b.
Menilai adanya tanda-tanda
demam, infeksi dan perdarahan abnormal.
c.
Memastikan ibu mendapat
cukup makanan, cairan dan istirahat.
d.
Memastikan ibu menyusui
dengan baik dan tak memperlihatkan
tanda-tanda penyulit.
e.
Memberikan konseling pada ibu mengenai
asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi
sehari-hari.
|
III
|
2 minggu PP
|
Sama seperti di atas (6
hari setelah persalinan)
|
IV
|
6 minggu PP
|
a.
Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit
yang ia alami.
|
( Saifuddin, 2006)
b.
Tujuan asuhan masa nifas :
1)
Menjaga kesehatan ibu maupun bayinya, baik fisik maupun
psikologik
2)
Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
3)
Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan
diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya
dan perawatan bayi sehat.
4)
Memberikan pelayanan keluarga berencana.
c.
Tindakan yang baik untuk asuhan masa
nifas normal pada ibu hamil :
1)
Kebersihan diri
a)
Anjurkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan air
dan sabun di daerah vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, baru
kemudian membersihkan daerah anus. Dibersihkan setiap kali setelah selesai
buang air kecil dan buang air besar.
b)
Sarankan ibu untuk mengganti pembalut
setidaknya 2 kali sehari
c)
Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan
sabun dengan air mengalir sebelum dan sesudah membersihkan daerah kemaluan.
d)
Jika ibu mempunyai luka operasi atau
laserasi, tidak diperkenankan untuk menyentuh daerah luka.
2)
Istirahat
a)
Anjurkan kepada ibu untuk beristirahat dengan cukup guna
mencegah kelelahan yang berlebihan. Ibu tidur pada saat bayinya juga tidur.
b)
Sarankan ia kembali ke kegiatan rumah tangga biasa secara
bertahap.
3)
Latihan
a)
Diskusikan pentingnya mengembalikan
otot-otot perut dan panggul, kembali seperti keadaan sebelum hamil.
b)
Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa
menit setiap hari akan sangat membantu, seperti misalnya latihan kegel.
4)
Gizi
a)
Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari
b)
Makan dengan diet seimbang untuk
mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup
c)
Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari
(anjurkan ibu minum setiap kali setelah selesai menyusui)
d)
Pil besi harus diminum untuk menambah
zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca persalinan
e)
Minum kapsul vitamin A (200.000 IU)
5)
Perawatan payudara
a)
Menjaga payudara tetap bersih
b)
Menggunakan bra yang menyokong payudara
c)
Rawat payudara bila bengkak atau lecet
6)
Hubungan intim (suami istri)
Begitu darah merah sudah tidak lagi keluar, dan ibu tidak merasa ada
ketidaknyamanan, maka hubungan intim sudah dapat dimulai atau sesuai dengan
kepercayaan yang dianut ibu.
( Saifuddin, 2006 )
8.
Prognosa dan Komplikasi
1)
Prognosis
Masa nifas normal, jika involusio uterus, pengeluaran lochea, pengeluaran
ASI dan perubahan sistem tubuh, termasuk keadaan psikologis ibu normal. (Saifuddin, 2006)
2)
Komplikasi
Komplikasi pada masa nifas yang biasa
terjadi adalah :
a)
Infeksi nifas
b)
Kelainan atau gangguan pada mammae
(1) Mastitis
(2) Bendungan ASI
(3) Kelainan puting susu
c)
Sub involusio
d) Perdarahan nifas skunder
e)
Tromboflebitis
(Saifuddin, 2006 )
B. KONSEP MANAJEMEN KEBIDANANAN
Menurut
Varney (2007), manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian
tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien.
Manajemen
kebidanan menyangkut pemberian pelayanan yang utuh dan menyeluruh kepada
kliennya, yang merupakan suatu proses manajemen kebidanan yang diselenggarakan
untuk memberikan pelayanan yang berkualitas melalui tahapan-tahapan dan langkah
–langkah yang disusun secara sistematis untuk mendapatkan data, memberikan
pelayanan yang benar sesuai dengan keputusan tindakan klinik yang dilakukan
dengan tepat, efektif dan efisien. Standar
7 langkah varney :
1. Langkah I : Pengkajian Data Dasar
Pada tahap pertama dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien. Untuk memperoleh data
dilakukan dengan cara:
a)
Anamnese
Dilakukan untuk
mendapatkan biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan,
persalinan dan nifas. Bio-psiko-sosio-spiritual,serta pengetahuan klien.
b)
Pemeriksaan
fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital.
c)
Permeriksaan
penunjang.
2.
Langkah II : Interpretasi Data Dasar
Pada
langkah kedua dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah didasarkan
interpretasi yang benar atas data- data yang telah dikumpulkan. Data dasar
tersebut kemudian diinterpretsikan sehingga dapat dirumuskan diagnosis dan masalah yang
spesifik.
3.
Langkah III : Identifikasi diagnosa
dan Masalah Potensial
Pada
langkah ini kita mengidentifikasi masalah
potensial bardasarkan diagnosis yang sudah diidentifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi, bila mungkin
dilakukan pencegahan.
Pada
langkah ini didan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah potensial, tidak
hany merumuskan masalah potensial yang akan tejadi, tetapi juga merumuskan
tindakan antisipasi agr masalah tidak
terjadi.
4.
Langkah IV :Menetapkan kebutuhan akan tindakan segera
Bidan
atu dokter melakukan konsultasi untuk penanganan segera bersama anggota tim
kesehatan lain seperti pekerja sosial, ahli gizi, ahli perawatan bayi baru
lahir dan lain-lain sesuai dengan kondisi klien.
5.
Langkah V : Menyusun rencana
Pada
langkah ini direncanakan asuhan menyeluruh yang ditentukan berdasarkan
langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan menejemen untuk
masalah diagnosis yang telah diidentifikasi . pada langkah ini inpormasi data
yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Rencana
asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi segala hal yang sudah
teridentifikasi dari klien, tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi untuk
klien yang mencakup pikiran tentang hal yang akan terjadi berikutnya, apakh
dibutuhkan penyuluhan, konseling, dan apakah bidan perlu merujuk klien bila da
sejumlah masalah terkait sosial, ekonomi,kultural atau psikologis.
6.
Melaksanakan langsung asuhan secara efisien
Pada
langkah ini, rencana asuhan manyeluruh dilakukan dengan efisien dan aman.
Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan.
Dalam
situasi ketika bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani klien yang
mengalami komplikasi, bidan tetap bertanggung jawab terhadap terlaksananya
rencana bersama yang menyeluruh tersebut.
7.
Evaluasi
Evaluasi
dilakukan secara siklus dan dengan
mengkaji ulanag aspek asuhan yang tidak efektif
untuk mengetahui faktor mana yang menentukan atau menghambat
keberhasilan asuhan yang diberikan.pada langkah ini dilakuakan juga evaluasi
terhadap keefektipan asuhan yang sudah diberikan. ini meliputi kebutuhan akan
bantuan, apakah benar-benar telah terpenuhi sebagimana diidentifikasi didalam
diagnosis dan masalah.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA
NY “H”
DENGAN POST PARTUM NORMAL
DI RUANG NIFAS RSUP NTB
TANGGAL 7 AGUSTUS 2012
A.
PENGKAJIAN DATA DASAR
Hari/tanggal : Selasa, 07 - 08 - 2012
Waktu :
09.00 wita
Tempat : Ruang Nifas RSUP NTB
1. DATA SUBYEKTIF
a. Identitas/Biodata
Biodata
|
Istri
|
Suami
|
Nama
|
Ny. “H”
|
Tn.”N”
|
Umur
|
21 tahun
|
25 tahun
|
Suku
|
Sasak
|
Sasak
|
Agama
|
Islam
|
Islam
|
Pandidikan
|
SMA
|
SMA
|
Pekerjaan
|
IRT
|
Swasta
|
Alamat
|
Medas , Gunung Sari
|
|
MR
|
05-03-14
|
b.
Keluhan
utama
Ibu mengatakan perutnya masih terasa sedikit mules dan
nyeri luka jahit pada jalan lahir
c.
Riwayat
Perjalanan Penyakit
Pasien datang ke IGD RSUP pada tanggal 5 agustus 2012 pukul
22.00 wita merupakan rujukan dari puskesmas Gunung Sari. Dengan G1P0A0H0 Umur
Kehamilan 38 minggu, tunggal,hidup,intra uterine,presentasi kepala, keadaan
umum ibu dan janin baik. Ibu mengeluh keluar air sejak tanggal 5 agustus 2012
pukul 14.00 wita. Kemudian pada tanggal 5 agustus 2012 pukul 22.15 wita dilakukan pemeriksaan TTV dengan TD : 120/70 mmHg,
nadi : 96x/menit, suhu : 36,4°C, respirasi : 24x/menit,
LI TFU: 29 cm (PBBJ:2790 kg),LII teraba punggung kanan, LIII Presentasi kepala,
LIV kepala sudah masuk PAP teraba 4/5 bagian di atas shympisis, VT Ø 1cm,eff
10%, teraba kepala,denominator ubun-ubun kecil kanan depan, kepala ↓ H1, tidak
teraba bagian kecil janin/ tali pusat,
HIS (-) , kontraksi uterus (-),DJJ:12-12-12 irama teratur dengan
frekuensi 144x/menit, ketuban jernih, dan dilakukan pemeriksaan DL dan HbsAg.
Setelah dilakukan pemeriksaan ibu dipindahkan ke ruang teratai pada tanggal 5
agustus 2012 pukul 22.45 wita Kemudian dilakukan observasi TTV dengan TD : 120/70 mmHg,
nadi : 96x/menit, suhu : 36,4°C, respirasi : 24x/menit.
Dilanjutkan dengan skin test dan setelah 15 menit hasilnya negative (tidak ada
alergi terhadap obat), kemudian dilakukan injeksi Ampicillin 1 gram/Intra Vena. Pada tanggal 6 agustus 2012 pukul 6.32 wita
ibu melahirkan anak laki-laki secara spontan, langsung menangis. Pada saat bayi lahir
sebelum placenta dikeluarkan ibu di suntik oxitosin (10 unit Intra Muscular) dan bayinya diberikan vitamin K dan salep mata, kemudian ibu di
bersihkan dan dilakukan afgar score. Keadaan 2 jam post partum K/U ibu baik, TD: 120/70 mmHg, nadi :
98x/menit, suhu : 36,4°C, respirasi : 24x/menit kontraksi uterus baik, TFU 2 jari di bawah pusat, pengeluaran
urine ± 50 cc, perdarahan ± 50 cc Setelah 2 jam post partum ibu
dipindahkan ke ruang nifas tanggal 6 agustus 2012 pukul 8.35 wita.
d.
Riwayat
menstruasi
1)
Menarche : 15 tahun
2)
Siklus : 27 hari
3)
Lama Hiad : 7-8 hari
4)
Flour albus : kadang – kadang sebelum dan sesudah
haid
5)
Jumlah darah :
2-3 kali mengganti pembalut
6)
Dismenorhe : Tidak Ada
f.
Riwayat
kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Hamil ke
|
UK (mggu)
|
Tempat persalinan
|
Jenis persalinan
|
Penolong
|
Penyulit
H/B/N
|
Anak
|
Ket
|
|||
Seks
|
BBL
(gr)
|
Usia
|
Keadaan
|
|||||||
Ini (1)
|
38
|
RSUP
|
Spontan
|
Bidan
|
KPD
|
♂
|
3300
|
2 hari
|
Hidup
|
-
|
g.
Riwayat
persalinan sekarang
1) Ibu
a) Jumlah kelahiran : 1 kali
b) Tempat persalinan : RSUP NTB
c) Penolong persalinan : Bidan
d) Jenis persalinan :
Spontan
e) Penyakit/komplikasi selama
persalinan : KPD
f) Hari/tanggal persalinan : 06 Agustus 2012
g) Waktu Persalinan : 06.32 WITA
2) Bayi
a) Jenis Kelamin :
Laki
b) BB : 3300 gram
c) PB : 51 cm
d) LIKA : 32 cm
e) LILA : 11 cm
f) LIDA : 31 cm
g) Anus : ada (+)
h) Kelainan :
Tidak ada
h.
Riwayat
Kesehatan
1) Riwayat
kesehatan/penyakit yang diderita ibu dan keluarga
a)
Jantung : Tidak
pernah
b)
Hepar :Tidak
pernah
c)
Campak :Tidak
pernah
d) Tuberculosis :Tidak pernah
e)
Operasi :Tidak
pernah
f)
Diabetes militus :Tidak pernah dilakukan
pemeriksaan
g)
Penyakit HIV/AIDS :Tidak pernah dilakukan
pemeriksaan
h)
Malaria :Tidak
pernah
i)
Riwayat kembar :Tidak pernah
j)
Asma :Tidak
pernah
k)
Ginjal :Tidak
pernah
2) Riwayat
kesehatan/penyakit yang diderita keluarga/penyakit keturunan
a)
Jantung :Tidak
pernah
b)
Diabetes militus :Tidak pernah
c)
Asma :Tidak
pernah
d) Riwayat
gmeli :Tidak
pernah
i.
Riwayat
Biologis/ Psikologis/ Sosial Budaya
1) Riwayat biologis
a) Nutrisi (sebelum dan selama hamil)
Makan
|
Sebelum hamil
|
Selama hamil
|
Setelah bersalin
|
Frekuensi
|
3x sehari
|
3-4x sehari
|
3x sehari
|
Komposisi
|
Nasi, lauk, (tahu,
tempe, ikan, telur), sayur, kadang cemilan
|
Nasi, lauk, (tahu,
tempe, ikan, telur), sayur, buah-buahan, kadang cemilan
|
Nasi, lauk, (tahu,
tempe, ikan, telur), sayur
|
Porsi
|
1 porsi
|
1 porsi
|
1 porsi
|
Pantangan
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
Minum
|
Sebelum hamil
|
Selama hamil
|
Setelah bersalin
|
Jenis
|
Air putih
|
Air putih,susu
|
Air putih
|
Frekuensi
|
4-5x sehari
|
6-7x sehari
|
5-6 x sehari
|
Banyak
|
4-6 gelas
|
± 8-9 gelas air
putih, 1 gelas susu sehari
|
4-6 gelas
|
Pantangan
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
b) Eliminasi
(sebelum dan selama hamil)
BAB
|
Sebelum hamil
|
Selama hamil
|
Setelah bersalin
|
Frekuensi
|
2x sehari
|
2x sehari
|
1x sehari
|
Konsistensi
|
Lembek
|
Lembek
|
Lembek
|
Jumlah
|
Normal
|
Normal
|
Normal
|
Warna
|
Kuning
|
Kuning kecoklatan
|
Kuning
|
Kesulitan
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
BAK
|
Sebelum hamil
|
Selama hamil
|
Setelah bersalin
|
Frekuensi
|
3-4x sehari
|
7-8x sehari
|
4-6x sehari
|
Warna
|
Kuning jernih
|
Kuning jernih
|
Kuning kemerahan
|
Kesulitan
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
c) Personal
hygiene
Kegiatan
|
Sebelum hamil
|
Selama hamil
|
Setelah bersalin
|
Mandi
|
2x sehari
|
2x sehari
|
1x/ 2 hari
|
Gosok gigi
|
2x sehari
|
2x sehari
|
1x/ 2 hari
|
Ganti pakaian
|
1x sehari
|
1x sehari
|
2x sehari
|
Cuci rambut
|
2x seminggu
|
2x seminggu
|
Belum pernah
|
d) Istirahat
dan tidur
Waktu
|
Sebelum hamil
|
Selama hamil
|
Setelah bersalin
|
Siang
|
1-2 jam
|
1-1,5 jam
|
1-2 jam
|
Malam
|
6-8 jam
|
7-8 jam
|
5-7 jam
|
Kesulitan
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
2) Riwayat Psiko Sosial
a) Status perkawinan : Sah, menikah 1 kali selama 1tahun
c) Pengambilan
keputusan dalam keluarga : suami
d) Riwayat KB
-
Sudah menggunakan KB : ibu mengatakan belum pernah
menggunakakan KB jenis apapun
-
Rencana KB : ibu mengatakan ingin memakai KB suntik 3
bulan
e) Pola hidup sehat :
ibu mengatakan tidak pernah merokok, tidak pernah minum-minuman keras dan
mengkonsumsi obat-obat terlarang
2.
DATA
OBYEKTIF
a. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum :
Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Emosi : Stabil
4) BB setelah melahirkan : 41 kg
5) TB : 150 cm
6) Lila : 25 cm
b. Tanda-tanda vital
1) TD : 110/70 mmHg
2) Suhu : 36,4 °C
3) Nadi : 83 x/menit
4) Respirasi : 20 x/menit
c.
Pemeriksaan Khusus
1)
Kepala
: Bersih, warna rambut hitam, tidak ada lesi atau benjolan, tidak ada
ketombe
2)
Wajah
: Bentuk oval, tidak ada
oedema, tidak pucat
3)
Mata :
Konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterus
4)
Hidung
: Simetris, bersih, tidak ada
secret, tidak ada polip
5)
Mulut : Bersih, tidak ada karies, bibir tidak pucat,
jumlah gigi lengkap 32
6)
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe,
kelenjar tiroid dan bendungan vena jugularis
7)
Payudara : Bersih, Bentuknya simetris, puting
susu menonjol, tidak ada massa, tidak ada retraksi/dimpling, tidak ada
pembesaran kelenjar limfe, tidak ada nyeri tekan pada payudara, colostrum
(+)/(+)
8)
Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, linea nigra (+), striae
alba (+), striae livid (+), TFU 3 jari bawah pusat, kontraksi baik, kandung
kemih kosong
9)
Genetalia : terdapat bekas jahitan di perineum HG III, labia
mayora dan minora tidak ada pembengkakan, lochea rubra (warna merah, bau amis,
konsistensi cair) ± 10 cc
d. Pemeriksaan penunjang untuk diagnostik
Tanggal 05 Agustus 2012, pukul : 22.30 WITA
a. Darah Lengkap
:
WBC (White Blood Cell) : 12.9
RBC (Red Blood Cell) :
4.OI
HGB (Haemoglobin) :
12.0
HCT (Haematocrit) : 36.6
PLT (Platelet) : 213.
b. HbsAg : negative (-)
c. Gol. Darah : B
B. INTERPRETASI DATA DASAR
1. Diagnosa
P1A0H1 dengan Post partum normal hari ke dua
Data dasar :
a. Data
subyektif :
1) Ibu mengatakan melahirkan
anak pertama tanggal 06 Agustus 2012 pukul 06.32 WITA. jenis kelamin bayinya
laki-laki dan lahir secara spontan.
2) Ibu mengatakan masih merasa
mules dan nyeri luka jahitan pada jalan lahir
b. Obyektif :
1)
Ibu post partum hari kedua
2)
Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, emosi stabil
3)
TD : 110/70 mmHg, suhu : 36,4 °C, nadi : 83 x/menit, RR :
20 x/menit
4)
Pada pemeriksaan fisik diketahui :
a) Payudara : bentuknya simetris, putting susu
menonjol, tidak ada masa, tidak ada retraksi/dimpling, tidak ada pembesaran
kelenjar limfe, tidak nyeri tekan pada payudara, colostrum (+/+)
b) Abdomen : tidak ada luka
bekas operasi, TFU 3 jari bawah pusat, kontraksi (-), kendung kemih kosong,
linea nigra (+), perdarahan (-)
c) Genetalia : terdapat bekas
jahitan di perineum heating grade II, labia mayora dan minora tidak ada
pembengkakan, Lochea rubra (+) (warna merah, bau amis, konsistensi cair).
2. Masalah :
Ketidaknyamanan
Dasar :
Ibu mengatakan bahwa perutnya terasa mules dan nyeri luka jahitan pada jalan lahir
3. Kebutuhan:
-
Penjelasan tentang
fisiologis masa nifas dan cara mengatasinya
-
Penjelasan tentang fisiologis nyeri luka episiotomy
C. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Tidak
ada
D.
MENGIDENTIFIKASI
KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
1.
Mandiri :
observasi Keadaan Umum, Tanda-Tanda Vital, kontraksi uterus,
Perdarahan, Tinggi Fundus Uteri, kandung
kemih
2. Kolaborasi :
tidak ada
3. Rujukan
: Tidak ada
E. RENCANA
ASUHAN SECARA MENYELURUH
1.
Observasi
keadaan umum ibu, tanda-tanda vital, kontraksi uterus, TFU dan pengeluaran
lochea.
2.
Anjurkan
ibu untuk istirahat yang cukup dan nutrisi serta cairan yang cukup.
3.
Anjurkan
ibu minum obat secara teratur
4.
Anjurkan
pada ibu posisi menyusui yang baik dan cara menyusui yang benar.
5.
Ajarkan
kepada ibu cara perawatan payudara.
6.
Motivasi
ibu untuk memelihara kebersihan dirinya.
7.
Jelaskan
kepada ibu cara merawat tali pusat.
8.
Jelaskan
pada ibu tentang perubahan-perubahan fisiologis pada masa nifas dan cara
mengatasinya
9.
Jelaskan
pada ibu tentang fisiologis nyeri luka episiotomi
10. Jadwalkan
kunjungan/kontrol masa nifas
F. PELAKSANAAN ASUHAN MENYELURUH
Pelaksanaan
dilakukan pada tanggal 7 Agustus 2012 pukul 9.30 WITA.
1.
Menjelaskan
pada ibu tentang hasil pemeriksaan
Tanda-tanda vital :
Suhu : 36,4 °C
Respirasi : 20 x/menit
Tekanan
darah : 110/70 mmHg Nadi :
83 x/menit
Kontraksi
uterus baik
TFU
3 jari di bawah pusat
Lochea
rubra (+) (warna merah,bau
amis,konsistensi cair)
2. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang
cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan, pada malam hari 7-8 jam, pada
siang hari ± 2 jam. Selain itu, juga menganjurkan ibu
untuk makan dan minum yang banyak. Makan dengan diet berimbang untuk
mendapatkan protein, vitamin dan mineral yang cukup. Minum sedikitnya 3 liter
dalam sehari. Makan dan minum yang banyak ini bertujuan untuk memulihkan
kesehatan dan untuk pembentukan dan pengeluaran air susu.
3.
Menganjurkan
ibu minum obat amoxilin dan asam mefenamat 3x1 tablet
4.
Mengajarkan
ibu posisi yang baik dalam menyusui yaitu :
a.
Kepala bayi
lurus dengan badan menghadap ibu. Hidung bayi menghadap ke putting ibu.
b. Pastikan seluruh badan bayi tersangga
dengan baik. Putting susu ibu disentuhkan pada bibir atau pipi bayi untuk merangsang
bayi membuka mulut.
c. Saat mulut bayi terbuka lebar segera
masukkan putting dan sebagian besar areola ke mulut bayi.
d. Susuilah bayi dengan payudara kiri dan
kanan secara bergantian.
Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya
sesering mungkin, setidaknya 10-12 kali dalam sehari selama 10-15 menit. Pada
saat menyusui bayinya salah satu payudara harus benar-benar dikosongkan barulah
menyusui dengan payudara yang satunya. Selain menjaga kebersihan payudara juga
membantu kenaikan berat badan bayi.
5.
Mengajarkan
ibu cara perawatan payudara untuk mengurangi kekencangan pada payudara yang
dialaminya dan untuk melancarkan pengeluaran ASI.
Adapun
cara-cara perawatan payudara yaitu :
a. Cucilah tangan dengan bersih lalu basahi
kedua telapak tangan dengan minyak kelapa.
b. Kompres putting susu sampai daerah areola
dengan minyak kelapa (2-3 menit)
c. Urut payudara ke arah dalam dan ke arah
luar (masing-masing 15-20 kali)
d. Pegang pangkal payudara dan urutlah ke
arah putting (5-10 kali)
e. Pegang bagian putting dan tarik-tarik
secara perlahan-lahan.
f.
Bersihkan
putting susu dan sekitarnya dengan handuk basah. Lakukanlah pada kedua
payudara.
6. Memotivasi ibu untuk menjaga kebersihan
dirinya dengan cara mandi 2x sehari, memakai sabun mandi, menggosok gigi serta
mengganti pakaian apabila berkeringat apabila berkeringat, mengganti pembalut
setidaknya 2 kali sehari dan mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah
kelamin dengan sabun dan air dengan cara membersihkan daerah di sekitar vulva
terlebih dahulu dari depan ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah
sekitar anus.
7. Mengajarkan ibu cara merawat tali pusat
bayi dengan cara mencuci tangan dengan sabun dan air, cuci tali pusat dengan
air bersih dan sabun, bilas dan keringkan betul-betul, pertahankan tali pusat
dalam keadaan terbuka agar terkena udara dan tutupi dengan kain bersih dan
longgar. Lipatlah popok di bawah sisa tali pusat. Jika tali pusat terkena
kotoran atau tinja cuci dengan sabun dan air bersih, keringkan betul-betul.
Setelah itu, cuci tangan kembali setelah selesai membersihkan tali pusat. Tidak
diperkenankan untuk memberikan ramuan apapun pada tali pusat karena hal itu
dapat menyebabkan infeksi pada bayi.
8.
Menjelaskan
kepada ibu tentang perubahan-perubahan tubuh pada masa nifas, seperti involusi
uterus yaitu pemulihan rahim kebentuk semula seperti sebelum hamil, pengeluaran
air susu serta pengeluaran lochea. Menjelaskan bahwa rasa mules merupakan hal
yang normal dalam proses involusi uterus dan cara mengatasinya yakni dengan
melakukan massage pada daerah yang nyeri serta
mengatur posisi yang nyaman bagi ibu .
9.
Menjelaskan
kepada ibu tentang fisiologi nyeri luka episiotomi yaitu nyeri pada luka bekas
jahitan adalah normal, hal ini terjadi akibat terputusnya jaringan
syaraf dan jaringan otot daerah luka. Luka jahitan rata-rata akan
membaik dan kering kurang dari 1 minggu.
10. Menganjurkan
ibu untuk control pada tanggal 14 Agustus 2012 di puskesmas atau bidan terdekat
atau apabila ada keluhan.
G.
EVALUASI
Hari/tanggal : Selasa, 7 agustus 2012 waktu : 9.45 WITA
1.
Ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan mengerti tentang
keadaannya
2.
Ibu sudah istirahat dengan cukup pada siang dan malam hari , ibu juga sudah
makan (3 porsi perhari sesuai dengan diit yang telah ditentukan oleh petugas
gizi rumah sakit) dan minum sekitar 2 liter perhari Ibu
3.
Ibu sudah meminum obat sesuai anjuran.
4.
Ibu sudah menyusui dengan posisi yang benar.
5.
Ibu sudah merawat payudara dengan baik, pengeluaran kolostrum
(+/+) lancar dan tidak ada masalah pada payudara ibu
6.
Ibu sudah dapat mandi dan mengganti pembalut sendiri
7.
Ibu sudah merawat tali pusat bayi dengan baik dan
benar.
8.
Ibu mengerti tentang perubahan-perubahan fisiologis
pada tubuh yang terjadi pada masa nifas.
9.
Ibu mengerti bahwa rasa nyeri pada luka jahitan yang dialami adalah normal.
10. Ibu
akan datang untuk control pada tanggal 14 Agustus 2012 di puskesmas atau bidan
terdekat dan bila ada keluhan.
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Setelah
melakukan pengumpulan data dasar diperoleh data subjektif yakni ibu mengatakan telah melahirkan anak pertama tanggal 06 Agustus
2012 pukul 06.32 WITA, jenis kelamin
bayinya laki-laki dan lahir secara
spontan. Ibu mengatakan masih merasa mules dan nyeri luka
jahitan pada jalan lahir. Setelah dilakukan pemeriksaan diperoleh juga data obyektif
yaitu keadaan umum ibu baik TD: 110/70 mmHg, N: 84x/menit, S: 36,40C,
R: 20x/menit , kontarksi uterus baik, TFU 3 jari diatas pusat, kandung kemih
kosong, lochea rubra (+)(warna merah, bau amis, konsistensi cair). Pemeriksaan
pada ibu nifas tersebut mulai dilakukan yaitu pada tanggal 7 Agustus 2012 pukul 9:00
wita
2. Setelah
melakukan interpretasi data dasar pada NY “H” diperoleh diagnose P1A0H1 dengan
post partum normal hari kedua. Ibu mengalami ketidak nyamanan dimana ibu
mengatakan bahwa perutnya masih terasa mules dan nyeri luka jahitan pada jalan
lahir.
3. Berdasarkan
kasus diatas , tidak ditemukan masalah potensial yang dapat terjadi pada NY “H”
4. Kebutuhan
akan tindakan segera antara lain mandiri yakni observasi Keadaan Umum, TTV,
Kontraksi uterus, perdarahan, TFU, dan kandung kemih. Tidak dilakukan
kolaborasi maupun rujukan.
5. Rencana
asuhan yang dilakukan/direncanakan sesuai dengan kebutuhan Ny”H”. dengan post
partum normal hari kedua
6. Pelaksanaan
yang dilakukan juga sesuai dengan rencana asuhan pada ny “H” dengan post partum
normal hari kedua
7. Setelah
Ny”H” dijelaskan tentang hasil pemeriksaan, Ny”H” mengerti tentang keadaan
dirinya serta paham akan penjelasan-penjelasan yang telah disampaikan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Mahasiswa
mampu melakukan pengumpulan data dasar pada NY “H”
dengan post partum normal hari ke-2.
2.
Mahasiswa
mampu menginterpretasikan data dasar yang sudah dikaji
pada NY “H” dengan post partum normal hari ke-2.
3.
Mahasiswa
mampu mengidentifikasikan diagnosa dan masalah potensial
pada NY “H” dengan post partum normal hari ke-2.
4.
Mahasiswa
mampu menentukan kebutuhan akan tindakan segera
mandiri antara lain observasi Keadaan Umum, Tanda-Tanda
Vital, Kontraksi uterus, perdarahan, TFU, dan kandung kemih. Tidak dilakukan
kolaborasi maupun rujukan
5.
Mahasiswa
mampu membuat rencana asuhan menyeluruh pada NY “H”
dengan post partum normal hari ke-2.
6.
Mahasiswa
mampu melaksanakan rencana asuhan yang telah dibuat
pada NY “H” dengan post partum normal hari ke-2.
7. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi
terhadap pelaksanaan asuhan pada NY “H” dengan post
partum normal hari ke-2.
B. Saran.
1.
Bagi mahasiswa
Diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam
mendokumentasikan asuhan kebidanan pada ibu nifas
2.
Bagi RSUP NTB
Diharapkan kepada pembimbing
RSUP NTB untuk mempertahankan dan meningkatkan bimbingan kepada para mahasiswa
yang melaksanakan praktek untuk dapat menerapkan teori yang telah diperoleh
dari institusinya masing-masing sehingga dapat mengasah keterampilannya
3.
Bagi Pendidikan
Diharapkan kepada pendidikan
hendaknya memberikan waktu cukup dalam pelaksanaan praktek di lapangan, guna
menambah pengetahuan dan keterampilan mahasiswa .
DAFTAR PUSTAKA
Maryunani. 2009. Asuhan
Ibu Nifas. Yogyakarta : Dian Press
Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBPSP
Saefudin AB.2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal & Neonatal. Jakarta: EGC
Suherni,dkk. 2009. Perawatan
Maternitas. Jakarta. : Agro Media Pustaka
Varney, Helen, 2007, Buku
Ajaran Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC
Widyasih . 2009. Asuhan
Kebidanan. Jakarta: EGC
Wiknojosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Comments